Rabu, 08 Juni 2016

Filosofi Matahari

photo via : tumblr


Ini tentang matahari terbit.
Jika kita berbicara tentang matahari terbit atau matahari terbenam.
Sudah jelas aku lebih memilih matahari terbit.
Jika kebanyakan orang menyukai matahari terbenam. atau mereka biasa menyebutnya dengan senja.
Ya, tapi itu tidak berlaku untukku.
Aku bukan bagian dari mereka.

Aku memiliki filosofi sendiri mengenai matahari terbit.
Entah berapa banyak orang menyetujui ku nanti. Ah aku tidak perduli.
Maaf kan aku senja...
Aku lebih menyukai ketika matahari terbit, bahkan sangat mengaguminya dan sering sekali menunggunya.

Iya aku tau senja memang indah, cantik, tak heran jika banyak yang menyukainya.
Tetapi aku punya filosofi sendiri mengenai senja.
Ya memang aku selalu berbeda dari kalian.
Ini tidak harus kalian benarkan. percayalah ini hanya tentang fikiran konyol yang tak berarti.

Aku akan memulai tentang senja difikiranku.
Menurutku senja itu menggambarkan kehilangan.
Iya. dia indah, cantik, mengagumkan, banyak orang yang menyukainya.
Tapi untuk apa jika pada akhirnya dia menghilang ?
Dia menghilang dan membuat langit kehilangan cahaya dan menjadi gelap.
Dia menghilang dan tak bisa lagi menyinari kehidupan orang lain.

Saat waktu senja tiba, saat itu juga langit harus melepaskan kepergian mentari.

Maka dari itu aku lebih menyukai matahari terbit.
Saat dia datang, ia hadir memberikan cahaya yang mampu menerangi kehidupan.
Langit tak akan gelap.
Bahkan bumi akan bersorak kegirangan.
Walaupun kehadirannya mampu memberikan panas yang luar biasa.
Tak jarang hati ini pun ikut terbakar akan kehadirannya.
Tapi ketahuilah, aku tidak dapat hidup tanpa adanya matahari.

Dari filosofi ku itu.
Aku meyimpulkan bahwa kamu sama seperti matahari terbit.
Kamu datang tapi memberikan panas dihati.
Kamu memang bukan memberikan panas dengan api, tapi kamu memberikan panas dengan semua sikapmu yang membuat aku gerah.
Walaupun begitu, aku tidak bisa hidup tanpa hadirmu.

Hal lain yang membuat aku berfikir kau sama dengan filosofi matahari terbit yang aku buat adalah aku hanya bisa melihat mu dari jauh.
Karna saat aku mendekat, aku akan mati terbakar

Aku senang kau datang walau membuatku panas.
Aku senang kau datang walau aku hanya bisa melihatmu dari jauh
Aku senang kau ada karna kau menjadi semangatku untuk memulai hari baru
Aku senang kau ada karna kau menerangi kehidupanku.

Jadi, tetaplah menjadi matahari terbitku dan jangan sesekali kau terbenam.

-Aku yang selalu menantikan kau datang dan akan mati jika kau terbenam-





5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Tulisan yang bagus mba Ainy.

    Ijinkan saya menjawab tulisan anda.

    ...

    Jika memang ini tentang matahari terbit dan kau lebih menyukainya dibandingkan dengan matahari terbenam, maka akulah orang yang berbeda denganmu.
    Tapi sama sekali bukan untuk membuat perpecahan ataupun perdebatan, melainkan mewakili apa yang ingin disampaikan oleh sang matahari yang akan terbenam:

    "Maaf, Aku yang telah menemani dan memberikan sinarku pada mu sepanjang hari dan tak jarang pula membuat mu merasakan panas yang luar biasa sehingga akan selalu membuatmu lelah dan merasa terbakar.

    Saat aku tiba, kau hanya melihatku dari kejauhan, dan saat aku didekatmu kau malah menghindar dari ku, dan saat aku ingin pergi dengan berusaha memberikan kesan yang lebih indah dibandingkan saat aku datang, kau malah mengabaikanku.

    Padahal, aku yang terbenam tidak serta merta meninggalkan mu dalam kegelapan dengan begitu saja, melainkan aku akan memberikan hadiah untuk mu dengan memberikan kesempatan pada sang bulan dan bintang menemani gelapnya hari mu dengan sinar mungilnya yang dingin jelas tidak seterang sinar ku.
    Dengan begitu, langit mu akan lebih indah terhiasi dan sanggup engkau pandangi sepuasnya.

    ...

    Dengan begitu Aku lebih memilih matahari terbenam.

    Matahari terbit selalu menggeser paksa bulan dan bintang yang telah sukarela menemani malam kita yang sejuk dan tenang, dan dengan cepatnya mengubah suasana menjadi hingar bingar.

    ...

    Memang setiap orang memiliki selera masing-masing. Dan perbedaan selera itu sangat indah jika kita kombinasikan dan ukir dengan baik, seperti warna-warni pada lukisan dikanvas.

    Aku lebih menyukai matahari terbenam sebab kepergiannya bukan karena kecewa dengan kita yang telah berusaha menghindar darinya ketika ia dekat, tetapi karena ia ingin memberikan sinarnya ketempat lain yang telah menantikan kehadirannya.
    Kepergiannya juga selalu memberikan kesan yang luar biasa indahya agar kita tidak bersedih hati dan semangat baru untuk menunggunya besok hari.

    ___

    Salam kenal, saya sangat mencintai suasana senja :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo salam kenal juga ya:))
      Maaf untuk balasan yg telat dan terimakasih karna sudah menyempatkan membaca tulisan saya hehe.

      Ya memang setiap orang punya pandangan masing masing terhadap suatu hal, karena mereka memberikan kesan yg berbeda pula. Sekali lagi terimakasih sudah mewakili untuk menjelaskan tentang matahari yang terbenam :)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus